Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
Belum lama berselang, mbak Imah, koodinator rumah tangga kami, yang sudah menjadi bagian dari keluarga kami lebih dari 30 tahun, meninggal dunia. Kami sudah sangat terbiasa dengan keberadaannya dan pelayanannya yang luar bisa bagi keluarga kami. Mbak Imah sudah menjadi sosok yang kami andalkan untuk mengatur operasional keluarga kami: kebersihan rumah, makanan untuk dihidangkan di meja, pengurusan dokumen keluarga ke RT, sampai menemani anak belajar dan mengantar anak ke sekolah. Semua berjalan dengan baik selama lebih dari 30 tahun. Jadi, ketika, Mbak Imah harus meninggalkan kami, perahu operasional keluarga kami seperti terhantam badai dan menjadi oleng. Air laut kekhawatiran juga sepertinya sudah mulai masuk ke dalam perahu kehidupan operasional kami. Kamipun dipaksa keadaan untuk mengubah strategi dalam satu hari. Kebingungan untuk mencari pengganti yang tepat, kekhawatiran menghadapi kemungkinan ketidakmampuan kami untuk langsung beradaptasi dengan kondisi yang baru, serta ketakutan-ketakutan lainnya bercampur menjadi satu.
Apa yang membuat kita takut?
Banyak hal yang bisa membuat kita takut: masalah keuangan, hubungan dengan orang lain, pendidikan dan masa depan anak, masalah yang terkait dengan perubahan (pindah rumah, pindah tempat kerja, perubahan pimpinan/jabatan), masalah di tempat kerja, bahkan masalah pelayanan di gerejapun bisa menjadi sumber rasa takut kita.
Rasa takut merupakan musuh yang tak terlihat. Perasaan ini sangat kuat sehingga dapat mencuri damai sejahtera kita (peace of mind), iman kita pada Tuhan, dan mengaburkan mata kita akan pertolongan dan anugerah Tuhan yang sebenarnya sudah tersedia bagi kita.
Apa yang harus kita lakukan?
Saya sangat mendapat berkat dari pengalaman Elisa dan bujangnya ketika mereka dikepung oleh musuh.
Baca: 2 Raja-raja 6: 15-17
15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
16 Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."
17 Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Jadi, apa yang terjadi ketika Elisa dan bujangnya dikepung musuh?
1. Berdoa
- Elisa berdoa kepada Tuhan untuk membukakan mata bujangnya.
- Jika kita ragu dan khawatir, bawa keraguan dan kekhawatiran kita pada Tuhan dan minta Tuhan untuk membukakan mata 'rohani' kita akan pertolonganNya yang sudah tersedia bagi kita.
2. Meminta dukungan mentor rohani
- Bujang Elisa datang pada Elisa dan menceritakan kekhawatirannya.
- Selain berdoa kepada Tuhan, kita juga bisa mencari dukungan doa dari anak-anak Tuhan yang Tuhan tempatkan di sekitar kita.
- Jadi, ketika masalah datang, ketakutan menghantui, jangan jauhkan diri dari persekutuan dengan anak-anak Tuhan. Mendekatlah dan minta dukungan doa.
Apa yang Tuhan kerjakan untuk kita?
1. PenyertaanNya
- Tuhan membukakan mata rohani kita akan penyertaanNya, sehingga kita bisa melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita (misalnya: melalui orang-orang di sekitar kita, kejadian-kejadian di sekitar kita)
2. Porsi Masalah sebenarnya
- Tuhan mencelikkan mata kita akan porsi masalah yang sebenarnya--Bersama Tuhan tak ada masalah yang tak bisa teratasi. Bersama Tuhan tak ada kesulitan yang tak bisa diselesaikan. Tuhan juga mencelikkan mata kita akan talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan pada kita untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Pertolongan
- Kita akan melihat bahwa Tuhanlah yang berperang ganti kita. Kita berdiam diri saja menantikan hikmat dan pertolongan Tuhan serta melakukan bagian kita. Untuk hal-hal yang tidak bisa kita lakukan, Tuhan mengirim pertolongan dan penolong bagi kita.
4. Hikmat
- Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk melangkah sejalan dengan kehendakNya.
- Tuhan akan memberikan kita hikmat untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan rencananya.
- Hikmat Tuhan akan membimbing kita dan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik (karena rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan).
Jadi, jika saat ini Anda dan saya sedang terbelenggu rasa takut, jangan tinggal lama dalam ketakutan. Bangkit dan serahkan rasa takut kita pada Tuhan dan cari hadiratNya. Saat ini juga Tuhan berkata kepada Anda dan saya: "Jangan Takut. Aku akan menolongmu!"
Terima kasih!
Tuhan Yesus memberkati!
Amsal 3: 5-6
(5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.